Selasa, 16 Juni 2009

Media Pembelajaran

 (Pengertian dan klasifikasi)

1.1 Pengertian

Secara etimologi, kata “media” merupakan bentuk jamak dari “medium”, yang berasal dan Bahasa Latin “medius” yang berarti tengah. Sedangkan dalam Bahasa Indonesia, kata “medium” dapat diartikan sebagai “antara” atau “sedang” sehingga pengertian media dapat mengarah pada sesuatu yang mengantar atau meneruskan informasi (pesan) antara sumber (pemberi pesan) dan penerima pesan. Media dapat diartikan sebagai suatu bentuk dan saluran yang dapat digunakan dalam suatu proses penyajian informasi (AECT, 1977:162).
Istilah media mula-mula dikenal dengan alat peraga, kemudian dikenal dengan istilah audio visual aids (alat bantu pandang/dengar). Selanjutnya disebut instructional materials (materi pembelajaran), dan kini istilah yang lazim digunakan dalam dunia pendidikan nasional adalah instructional media (media pendidikan atau media pembelajaran). Dalam perkembangannya, sekarang muncul istilah e-Learning. Huruf “e” merupakan singkatan dari “elektronik”. Artinya media pembelajaran berupa alat elektronik, meliputi CD Multimedia Interaktif sebagai bahan ajar offline dan Web sebagai bahan ajar online.
Berikut ini beberapa pendapat para ahli komunikasi atau ahli bahasa tentang pengertian media yaitu:
(1) orang, material, atau kejadian yang dapat menciptakan kondisi sehingga memungkinkan siswa dapat memperoleh pengetahuan, keterapilan, dan sikap yang baru, dalam pengertian meliputi buku, guru, dan lingkungan sekolah (Gerlach dan Ely dalam Ibrahim, 1982:3)
(2) saluran komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan pesan antara sumber (pemberi pesan) dengan penerima pesan (Blake dan Horalsen dalam Latuheru, 1988:11)
(3) komponen strategi penyampaian yang dapat dimuati pesan yang akan disampaikan kepada pembelajar bisa berupa alat, bahan, dan orang (Degeng, 1989:142)
(4) media sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dan pengirim pesan kepada penerima pesan, sehingga dapat merangsang pildran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa, sehingga proses belajar mengajar berlangsung dengan efektif dan efesien sesuai dengan yang diharapkan (Sadiman, dkk., 2002:6)
(5) alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi, yang terdiri antara lain buku, tape-recorder, kaset, video kamera, video recorder, film, slide, foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer (Gagne dan Briggs dalam Arsyad, 2002:4)
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa media pengajaran adalah bahan, alat, maupun metode/teknik yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar proses interaksi komunikasi edukatif antara guru dan anak didik dapat berlangsung secara efektif dan efesien sesuai dengan tujuan pengajaran yang telah dicita-citakan.
 
1.2 Klasifikasi 
Dari segi perkembangan teknologi, media pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi dua kategori luas, yaitu pilihan media tradisional dan pilihan media teknologi mutakhir (Seels & Glasgow dalam Arsyad, 2002:33). Lebih lanjut dijelaskan bahwa pilihan media tradisional dapat dibedakan menjadi 
(1) visual diam yang diproyeksikan, misal proyeksi opaque (tak tembus pandang), proyeksi overhead, slides, dan filmstrips, 
(2) visual yang tidak diproyeksikan, misal gambar, poster, foto, charts, grafik, diagram, pemaran, papan info, 
(3) penyajian multimedia, misal slide plus suara (tape), multi-image, 
(4) visual dinamis yang diproyeksikan, misal film, televisi, video, 
(5) cetak, misal buku teks, modul, teks terprogram, workbook, majalah ilmiah/berkala, lembaran lepas (hand-out), 
(6) permainan, misal teka-teki, simulasi, permainan papan, dan 
(7) realia, misal model, specimen (contoh), manipulatif (peta, boneka). Sedangkan pilihan media teknologi mutakhir dibedakan menjadi :
(1) media berbasis telekomunikasi, misal teleconference, kuliah jarak jauh, dan 
(2) media berbasis mikroprosesor, misal computer-assistted instruction, permainan komputer, sistem tutor intelejen, interaktif, hypermedia, d

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan Comment disini !

Comment

Little Motivation

Bahasa Arab merupakan bahasa dunia nomor dua dari bahasa asing yang kerap digunakan dalam hal ini 'bahasa inggris', mengapa demikian?
ada sebuah realita dalam masyarakat yang bisa kita analogikan untuk hal ini.
"ketika penulis berjalan di sebuah kampung, di bilangan bandar lampung dan sekitarnya, mungkin pula terjadi disemua tempat di indonesia.
seorang anak berumur kira kira 7 tahun dengan fasih melantunkan lagu cinta mati, atau lupa-lupa ingat yang dipopulerkan oleh kuburan band. walau penulis belum seberapahafal liriknya, namun hal ini memberikan gambaran kepada kita, betapa seorang anak kecil yang notabenenya belum bisa apa-apa dengan lugu dan fasihnya melafalkan lirik lagu tersebut.
terkadang penulis berfikir, mengapa hal seperti ini tidak ada pada bahasa arab?
pun begitu adanya dengan bahasa inggris, bahkan sampai tukang ojekpun berlomba untuk bisa bahasa inggris. lagi-lagi pertanyaannya mengapa halini tidak terjadi pada bahasa arab?
Jawabannya adalah:
Karena bahasa arab tidak dibiasakan. sungguh betapapun usaha seseorang untuk bisa bahasa arab, bila tidak ada kontinuitas, maka hasilnya tidak akan maksimal. sekali lagi, TIDAK AKAN MAKSIMAL!
Ada sebuah ungkapan dari guru penulis ketika penulis melanjutkan pendidikan di tingkat MA, ustad Al-mukarram Wahidin Rais:
Ust Alm. Kamal Badri Berkata:
"allughah adah, wal adah tuktasab ila tikrar wa istimrar"
Artinya: 'Sejatinya bahasa itu adalah kebiasaan, dan kebiasaan itu terbentukatas pengulangan dan kontinuitas'.
Semoga Hal ini menjadi perenungan bagi kita.
Tetap semangat dan terus berusaha.....

Created by: Bang cha-cha